Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Wiranto menyatakan belum ada wacana perubahan strategi soal pencalonan dirinya dari calon presiden (capres) menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Demikian dikatakan Wiranto di Malang, Jawa Timur, usai melantik 'Gerakan Nasional Relawan Pos Pemenangan Wiranto' di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), Sabtu (28/2).
Mantan Panglima ABRI itu menegaskan berdasarkan rapat pimpinan Partai Hanura, dirinya akan maju sebagai capres, bukan cawapres. "Belum ada wacana seperti itu soal cawapres. Sebab menurut rapim Hanura, saat ini saya sebagai capres. Kalau (ada perubahan menjadi) cawapres nanti harus diputuskan kembali melalui rapim," tegasnya.
Untuk memuluskan Partai Hanura dalam pencalonan presiden, kata dia, konsekuensinya harus mampu merebut suara 20%. Sementara soal koalisi, sejauh ini pihaknya belum memutuskan akan menjalin koalisi dengan partai lain. Yang pasti, lanjut dia, koalisi tetap akan dilakukan setelah pemilu legislatif.
"Koalisi tetap tergelar dan akan dieksekusi setelah pemilu legislatif. Sebab disitu peta kekuatan nasional terlihat secara riil, temasuk hitungan politik dalam konteks apakah pendekatan bergaining posisi, memperkuat capres atau terkait kesamaan kejuangan. Itu nanti karena sekarang tidak mungkin dipaksakan. Kalau sekarang melakukan komunikasi politik pasti ya," ujarnya.
Wiranto menambahkan keterlibatan Hanura dalam blok perubahan bukan merupakan koalisi. Sebab blok perubahan yang dimotori sejumlah pemimpin nasional tersebut tujuannya membawa perubahan untuk mengarah pada kemajuan Indonesia di pentas internasional. "Itu bukan koalisi," katanya
Demikian dikatakan Wiranto di Malang, Jawa Timur, usai melantik 'Gerakan Nasional Relawan Pos Pemenangan Wiranto' di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), Sabtu (28/2).
Mantan Panglima ABRI itu menegaskan berdasarkan rapat pimpinan Partai Hanura, dirinya akan maju sebagai capres, bukan cawapres. "Belum ada wacana seperti itu soal cawapres. Sebab menurut rapim Hanura, saat ini saya sebagai capres. Kalau (ada perubahan menjadi) cawapres nanti harus diputuskan kembali melalui rapim," tegasnya.
Untuk memuluskan Partai Hanura dalam pencalonan presiden, kata dia, konsekuensinya harus mampu merebut suara 20%. Sementara soal koalisi, sejauh ini pihaknya belum memutuskan akan menjalin koalisi dengan partai lain. Yang pasti, lanjut dia, koalisi tetap akan dilakukan setelah pemilu legislatif.
"Koalisi tetap tergelar dan akan dieksekusi setelah pemilu legislatif. Sebab disitu peta kekuatan nasional terlihat secara riil, temasuk hitungan politik dalam konteks apakah pendekatan bergaining posisi, memperkuat capres atau terkait kesamaan kejuangan. Itu nanti karena sekarang tidak mungkin dipaksakan. Kalau sekarang melakukan komunikasi politik pasti ya," ujarnya.
Wiranto menambahkan keterlibatan Hanura dalam blok perubahan bukan merupakan koalisi. Sebab blok perubahan yang dimotori sejumlah pemimpin nasional tersebut tujuannya membawa perubahan untuk mengarah pada kemajuan Indonesia di pentas internasional. "Itu bukan koalisi," katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar