Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah salah seorang calon presiden (Capres) dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2009. Bersama Sultan, sejumlah nama lain juga telah menyatakan siap bertarung dalam Pilpres yang dijadwalkan pada 8 Juli 2009.
Kecintaan Sultan kepada bangsa dan negara sama besarnya dengan semangatnya untuk selalu mengabdi kepada rakyat. Sebagai seorang Raja Jawa yang hidup di zaman modern, Sultan telah membuktikan dirinya sebagai sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya.
Sultan telah mengemban tugas sebagai Gubernur DI Yogyakarta selama dua periode sejak 2002. Selama masa pengabdian tersebut, berbagai kemajuan telah diraih oleh daerah dan masyarakat DI Yogyakarta.
Berbagai kemajuan itu antara lain menjadikan DI Yogyakarta sebagai pusat pendidikan terkemuka di Indonesia yang didukung oleh masyarakat yang berilmu pengetahuan dan teknologi tinggi; pusat kebudayaan terkemuka dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan dijiwai iman, dan taqwa yang mampu mengharmonisasi budaya modern dan daerah. Selain itu, Sultan menjadikan DI Yogyakarta sebagai daerah otonom yang maju dan didukung oleh aparatur yang terpercaya, profesional, transparan dan akuntabel, menuju penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, demokratis, dan berlandaskan pada supremasi hukum dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam konsep pembangunan, Sultan menjadikan DI Yogyakarta sebagai wilayah pembangunan terpadu, komplementatif serta didukung oleh pelibatan secara langsung peran masyarakat dalam pembangunan daerah, melalui ketahanan sosial, budaya, dan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan.
Di sektor pariwisata, peran Sultan telah menjadikan DI Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata MICE (Meeting Incentive, Conference, and exibition) utama di Indonesia, sekaligus mengembalikan posisi provinsi ini sebagai daerah tujuan wisata kedua setelah Bali. Dalam konsep pengembangan industri, mengarahkan DI Yogyakarta sebagai wilayah pengembangan industri sedang dan kecil, nonpolutan serta industri rumah tangga modern yang didukung oleh pengembangan teknologi tepat guna.
Berbagai kemajuan itu dapat terwujud berkat kepemimpinan, keterampilan, dan kemampuan intelektual yang mumpuni dari Sultan. Kemampuan tersebut dimilikinya karena didukung oleh latar belakang pendidikan di bidang ketatanegaraan semasa Sultan kuliah pada Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada.
Integritas, ketegaran, dan kepemimpinan Sultan semakin diuji karena dengan kondisi Yogyakarta yang dilanda gempa bumi pada Mei 2006 dengan kekuatan 5,9-6,2 pada skala Richter yang menewaskan lebih dari 6.000 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya. Berkat prinsip melayani yang melekat dalam setiap tindakannya, yang diwariskan dari ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sultan telah berhasil mengajak masyarakat Yogyakarta agar optimis menghadapi musibah tersebut dan segera membangun kembali dari puing-puing reruntuhan menjadi semangat pantang menyerah.
Berkembangnya masyarakat, baik secara sosial dan ekonomi maupun politik, apalagi pascareformasi, telah mendorong Sultan untuk terus meningkatkan peran dan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara. Kiprah Sultan tidak hanya terbatas pada lingkup daerah di seputaran Yogyakarta, tetapi juga dalam kancah nasional.
Pada periode pertama jabatannya sebagai gubernur, Sultan juga menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat I Golkar DI Yogyakarta. Sultan kemudian menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat DPD Golkar Tingkat I DI Yogyakarta. Saat ini, Sultan dipercaya menjadi anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar