JAKARTA, SELASA — Pidato Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembukaan rapimnas partainya menimbulkan berbagai penafsiran.
Presiden incumbent ini menekankan kepada kadernya untuk tak sama sekali menyinggung bakal calon pasangan yang akan mendampinginya pada pemilihan presiden Juli mendatang. Tak ada nama kandidat yang mencuat, termasuk pasangannya saat ini, Jusuf Kalla. Apakah ini sinyal SBY ingin berganti pasangan?
Pengamat politik M Qodari menangkap sinyal tersebut. Pesan politik terkuat dan tersirat di balik pidato SBY, dalam analisa Qodari, adalah keinginan SBY untuk tidak lagi berdampingan dengan JK. "Kalau dalam posisi SBY, saya tidak punya pilihan lagi kecuali menyebut wakil presiden kalau memang JK. Kalau tidak menyebut nama sama sekali, jangan-jangan memang mau ganti pasangan," kata Qodari seusai mengisi diskusi di Gedung DPR, Selasa (10/2).
Direktur Eksekutif Indo Barometer ini mengatakan, tak ada alasan bagi SBY untuk tak menyebut JK. Alasannya, ia sudah mengenal JK dengan baik selama berpasangan 5 tahun terakhir, dan sudah tahu kekuatan partainya. Pernyataan SBY, juga dilihat Qodari, sebagai pertanda ketidakpuasannya bekerja sama dengan Ketua Umum Partai Golkar itu.
"Kalau puas, indikasi paling tegas adalah mengatakan, 'Saya akan berpasangan kembali dengan JK', itu perintah kepada Partai Demokrat bekerja sama dengan Partai Golkar untuk mengampanyekan ini'," lanjut Qodari.
Kesimpulan politik, menurutnya, tidak selalu yang disampaikan secara eksplisit. "Pesan terkuatnya justru yang tidak disampaikan. Menurut saya, dalam konteks pidato SBY kemarin adalah, ketika dia tidak menyebutkan nama JK, maka message-nya SBY sedang menghitung calon lain," ujar Qodari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar