Membangun Bangsa Dengan menghargai Pluralisme
Sosok politisi yang dibesarkan didunia pesantren ini,ternyata memiliki keinginan lain dalam upaya membangun bangsa dan negaranya. Berada dijalur religius dengan memiliki massa muslim di garis grass root yang cukup banyak, tidak lantas membuat dirinya memilih berkarir politik didalam partai-partai Islam. Keinginan mengelola negara agar pengelolaanya menjadi lebih baik, ia sadar harus menghargai pluralisme yang ada di masyarakat.
Sebagai Politisi, Musa juga dikenal sebagai kyai. Karena selain memimpin pondok Darul Faiz Tangerang ia kerap dijadikan nara sumber dalam hal bidang keagaamaan Islam. Ia ingin kendaraan politiknya saat ini yang mencoba menghantarkannya duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Banten,menambah besarnya kesempatan dirinya dalam usaha menampung aspirasi seluruh elemen masyarakat. Tanpa lagi harus mengkotak-kotak kepentingan masyarakat yang diwakilinya. “Dengan berada di partai nasionalis tidak ada beban bagi saya untuk menampung seluruh aspirasi masyarakat dari berbagai golongan suku dan agama,” tandasnya.
Dinilai Musa, pluralisme yang ada di masyarakat Indonesia khususnya Banten dengan berbagai macam agama, suku dan golongan, sebagai asset bangsa yang tidak bisa dipungkiri lagi. Bahkan menurutnya Asset itu yang akan membuat bangsa semakin besar dan kuat. Jika mencontoh Rasululloh sebagai manusia Rahmatan Lil Alamin, ia ingin hidupnya juga bermanfaat bukan hanya untuk orang muslim namun bagi mereka yang juga non muslim. “ Saya lebih berkeinginan bermanfaat untuk masyarakat luas tanpa harus tersekat oleh suku agama dan golongan tadi,” tegasnya.
Melalui Partai Barisan Nasional inilah katanya, aplikasi untuk menghargai pluralisme tadi dapat terwujud. Selain berisi orang-orang yang mampu menghargai pluralisme, Partai Barisan nasional juga partai yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat dibanding kepentingan partai itu sendiri. “ Kami semua di partai Barisan Nasional bekerja untuk kepentingan rakyat, tidak ada sedikit pun kami bekerja untuk mengejar kepentingan pribadi. Kami ingin partai ini dicintai rakyat, dan kami percaya rakyat pandai memilih wakilnya,” Tuturnya saat ditemui Koran banten di ruang kerjanya, Jumat (24/10).
Disinggung ketertarikan terhadap Gempar Soekarnoputra sebagai tokoh sentral Partai Barnas yang juga putra proklamator RI Soekarno, ia tidak menampik jika mengagumi ketokohan Gempar. Sebagai Orang Nasionalis Gempar mengikuti jejak Sang Bapak Soekarno. Ketegasan dan kesederhanaan gempar yang turun dari sifat bapaknya menjadi inspirasi sendiri bagi Musa untuk ikut membangun Bangsa ini. “Saya terinspirasi ketokohan Bung Karno, dan saat ini hanya ada dalam diri Gempar, itu yang membuat saya mengagumi pak Gempar,” terangnya.
Selain menghargai Pluralisme, upaya pencalonannya sebagai Calon Legislatif (Caleg) Nomor urut 1 dapil Banten 1 dari Partai barnas ini berawal rasa prihatin akan keadaan masyarakat saat ini yang minim dalam menikmati pendidikan. Padahal kata lelaki yang juga nara sumber tetap acara Cahaya Iman yang ditayangkan stasiun televisi Indosiar ini, negara seharusnya menjamin rakyatnya agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Program-program pemerintah daerah yang telah berusaha membangun dunia pendidikan di Banten dengan cara menggratiskan biaya pendidikan dinilainya belum tepat. Karena menurutnya gratis seperti apa yang diberikan?. Selama ini kenyataanya banyak masyarakat Banten yang putus sekolah.
Jika hanya sekedar biaya uang sekolah yang gratis, bagaimana dengan biaya transportasi, biaya buku, dan biaya pakaian sekolah. Dalam pandangannya, masyarakat Banten dalam membeli buku dan pakaian untuk sekolah saja masih banyak yang belum mampu. Jadi menurutnya, jika gratis hanya sebatas biaya sekolah masih dinilai dirinya belum cukup. Pemerintah tambahnya harus berani menggratiskan semua faktor pendukung untuk bersekolah pada orang yang tidak mampu. Bagi yang mampu tidak perlu lagi pemerintah menggratiskan biaya sekolah. (DAD)