DAFTAR SEMENTARA BAKAL CALEG DPRD KOTA TANGERANG PARTAI BARISAN NASIONAL...:::...DP I : 1.ERWIN HASAN, SE., 2.SARAH SELIYA....:::....DP II : 1.H.J. MATULESSY....:::....DP III : 1. CECEP, 2. SUKAJI,......:::......DP IV : 1.GALIH GUMELAR, ST., 2.TIN HIDAYATI, SE.,3.M.APRIL, 4.ELLY SURYANA., 5.MADIH, 6. ANITA,...:::...DP V : 1.HERU NUGROHO,2.ABDUL ROHMAN...:::....

Sabtu, 28 Februari 2009

Tukang Beca Jadi Caleg Partai Barnas Kota Tangerang

Hal yang diluar dugaan, dimana orang susah payah untuk menjadi calon anggota legislatif. Mucullah Calon anggota Legislatif dari kalangan penarik beca. Hal ini di temukan di Caleg Barnas Kota Tangerang.
Madih yang akrab di panggil oleh warga sekitar, merupakan seorang ayah dua anak dan sehari - hari berpofesi sebagai penarik Beca di Kawasan Komp. P&K Cipondoh Indah Tangerang. Sebagai Caleg di Daerah Pemilihan IV (Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang) ia menempati urutan 4.
Walau pada awalnya setelah keluar DCT, masyarakat sekitar banyak mempertanyakan keseriusannya, bahkan ada saja yang berguyon mencemoohnya. Tekad dan semangatnya untuk menjadi wakil masyarakat di DPRD Kota Tangerang, tidak patah arang. Bahkan Terus semangat dengan modal pas-pasan.
Akhirnya setelah beberapa bulan sosialisasi, banyak masyarakat sekitar menjadi tertarik, setuju, bahkan terang-terangan mendukungnya sebagai caleg dan terang-terangan juga akan memilihnya di Pemilu 2009 ini. Dukungan yang didapat bukan saja dari rekan-rekan penarik beca, namun dari tetangga, langganan bahkan warga kalangan atas pun mendukungnya.
Tangapan masyarakat sekitar menjadi positif dan menyatakan bahwa kapan lagi kita bisa menempatkan masyarakat yang nota bene masih lugu polos dan apa adanya menjadi wakil kita di DPRD nanti, karena dengan keberadaannya saat ini, bila ia jadi maka tidaklah mungkin membohongi rakyat dan berkorupsi.
Madih yang lulusan SMA ini, mengaku tidak mengeluarkan biaya apapun dalam pencalegannya dan sosisalisasi dirinya, alat peraga baik berupa stiker, baligo, spanduk bahkan dana sosialisasi mengumpulkan warga dan door to door ia dapatkan secara sukarela dari warga dan rekan-rekannya.

Galih Gumelar Optimis Barnas Menang

Ketua DPC Partai Barisan Nasional Kota Tangerang, Galih Gumelar. ST, yakin bahwa Partai Barisan Nasional Kota Tangerang akan menang dalam Pemilu 2009 dan dapat meraih kursi Di DPRD Kota Tangerang.

Keyakinanannya dalam pemenangan pemilu Barnas Kota Tangerang, didasarkan pada survei BAPPILU yang menyatakan bahwa Partai Barisan Nasional khususnya di Kawasan Kota Tangerang menempati urutan 10 besar partai yang diketahui masyarakat Kota Tangerang.

Mengenai sosialisi partai Barnas Kota Tangerang, beliau mengutarakan bahwa sosialisasi yang dilakukan Partai Barnas Kota Tangerang tidaklah tertinggal dari partai besar. Hal ini dapat dilihat di berbagai jalan protokol, iklan radio, blog, facebook, freindster dan kunjungan para caleg ke rumah-rumah warga serta kaderisasi yang alhamdulillah menurutnya sudah mulai menampakan hasil.
Mudah-mudahan saja menurutnya Partai Barisan Nasional kota Tangerang mampu menjadi amanah dan tempat bagi masyarakat Kota Tangerang.(R)

Partai Demokrat Terlalu Pede

Partai Demokrat (PD) tampaknya terlalu percaya diri dalam menghadapi Pemilu legislatif 9 April dan Pemilu Presiden 8 Juli 2009 mendatang. Ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia yang belakangan ini selalu menempatkan PD sebagai pemenang pemilu.

Rapat Pimpinan Nasional PD yang berlangsung di Pekan Raya Jakarta, 8-9 Februari 2009 silam juga belum menentukan siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sementara itu di dalam Partai Golkar sendiri hingga kini masih terdapat dua wacana besar, yaitu tetap menjadikan Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres dari Golkar mendampingi SBY; sedangkan wacana kedua menginginkan Golkar sebagai partai terbesar saat ini harus berani menentukan siapa capres dari partai itu sendiri. Bahkan di dalam Golkar juga ada wacana lain agar para tokohnya dapat bersaing secara internal, siapa yang dapat memenangkan di sejumlah wilayah, dialah yang pantas menjadi capres (Kompas, 7 Februari, 2009).

Dalam pertemuan tertutup di rumah kediaman resmi wapres, terbetik kabar bahwa JK cukup puas untuk menjadi cawapres mendampingi SBY. Ini mungkin didasari oleh pemikirannya sebagai saudagar yang lebih mengejar 'Opportunity' (kesempatan). Ibarat pepatah, mengharapkan burung terbang, burung di tangan dilepaskan, JK tak mau berspekulasi untuk menjadi capres (karena rating surveinya amat rendah) atau menjadi cawapres mendampingi capres dari partai lain yang belum tentu menang dalam pilpres mendatang.

Padahal tidak sedikit analisis internal dan eksternal Golkar yang menduga jika PD menjadi pemenang dalam pemilu legislatif mendatang, SBY mungkin tidak akan memilih JK sebagai wapresnya.

Partai Demokrat memang benar-benar terlalu pede, sampai-sampai menyatakan belum tentu memasangkan JK sebagai pendamping SBY. Walau dalam sebuah konferensi pers, Ketua Bidang Politik DPP PD Anas Urbaningrum sempat mengatakan jika Golkar bergabung dalam koalisi dengan PD, persoalannya menjadi lebih mudah. Selama kurun waktu 2008 tampak jelas betapa ada perasaan tak nyaman di dalam PG atas koalisinya bersama PD selama ini. PD dianggap kurang bersahabat dengan PG seperti yang tampak dari berbagai konflik pilkada di beberapa daerah, seperti di Maluku Utara.

Hal yang paling tidak menyenangkan bagi PG adalah isi kampanye PD yang menggebu-gebu belakangan ini soal keberhasilan SBY bersama PD dalam menurunkan harga BBM sampai tiga kali, dalam menyejahteraan rakyat melalui PNPM Mandiri sejak 2007, dan juga keberhasilannya menjadikan Indonesia swasembada beras pada 2008 dan akan mengekspor beras pada 2009.

Tidak sedikit kritik atas iklan-iklan PD tersebut, antara lain, penurunan harga BBM sampai tiga kali bukanlah keberhasilan pemerintahan SBY, melainkan karena tuntutan masyarakat dan para ahli perminyakan nasional sebagai akibat penurunan harga minyak secara drastis pada semester keempat 2008.

Keberhasilan PNPN Mandiri juga menuai kritik. Program itu bukanlah program baru SBY. Itu sudah berlangsung sejak adanya krisis finansial dan ekonomi yang melanda Asia Tenggara. Saat itu Departemen Dalam Negeri yang dibantu pendanaannya oleh Bank Dunia melalui utang lunak, mengintrodusir Program Pembangunan Kecamatan.

Surplus beras pada 2008 juga diakui oleh Deptan dan Bulog lebih banyak disebabkan oleh faktor iklim yang bersahabat selama 2008, daripada introdusir intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Orang juga patut bertanya, mengapa pada 2005 dan 2006 ketika panen raya sedang marak di Indonesia, pemerintah malah menerima desakan pemerintah AS yang memaksa Indonesia mengimpor beras yang pembayaran utangnya kemudian duakali lipat dari pada harga pasar beras saat itu. Padahal, Menteri Pertanian dan Menteri Keuangan sudah menolak untuk melindungi petani Indonesia.

PD memang terlalu pede karena berbagai iklannya tersebut, sementara Golkar masih malu-malu dengan hanya menonjolkan JK dan anggota DPR yang berhasil menyelesaikan berbagai konflik di tanah air, khususnya di Aceh. Iklan PD juga menggebu-gebu mendekati golongan keturunan Tionghoa. Padahal kebijakan non-diskriminatif itu sudah berlangsung sejak era Abdurrahman Wahid.

Namun, apakah pundi PD masih cukup untuk membiayai iklan politiknya menjelang April dan Juli mendatang? Bukan mustahil, pada dua bulan ke depan Golkar, PDIP, Partai Hanura, PKS akan semakin giat pasang iklan menyaingi PD, terutama Partai Gerindra.

Lebih ngeri lagi jika PD ibarat bunga mawar berduri yang tampak cantik di pandang mata, tapi tidak berakar ke masyarakat akar rumput. Pemilu 2009 memang jadi taruhan bagi PD untuk membuktikan bahwa ia benar-benar partai politik dan bukan sekedar Fans Club.

Saat ini, SBY jelas takut sekali sikap pongah PD yang bisa menjadi bumerang. Karena PD saat ini memang terlalu pongah dan yakin akan menang, padahal tidak berakar ke bumi. Dan Golkar bisa 'strike back' serta menghancurkan PD di lapangan. Sebab mesin Golkar jauh lebih menderu ketimbang PD yang hanya bersandar pada iklan. [L4]

Muchdi Gencar Kibarkan Gerindra


Muchdi PR

Muchdi PR kini turun ke lapangan. Bebas dari dakwaan sebagai pembunuh Munir, ia makin gencar mengibarkan bendera Gerindra. Wakil Ketua Partai Gerindra itu yakin partai Prabowo Subianto itu mampu raih 10 persen suara di Pemilu 2009.

"Raihan suara 10 persen dari simpatisan yang ber-KTA itu saja sudah cukup besar dan saya yakin peluang perolehan suara dari luar yang memiliki KTA juga masih terbuka lebar," kata Muchdi usai menghadiri wisuda sarjana dan diploma di gedung Dome Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang, Sabtu (28/2).

Menyinggung masih maraknya black campaign menjelang Pileg 2009, Muchdi mengatakan, hal-hal seperti itu dalam percaturan politik sudah menjadi kelaziman (kewajaran) sehingga tidak perlu ditanggapi.

Bentuk-bentuk kampanye seperti itu (black campaign) seperti isu-isu pelanggaran HAM dan penculikan, katanya, juga sudah biasa dan sering terjadi dalam dunia politik.

"Oleh karena itu kami sama sekali tidak menanggapi cara-cara kampanye seperti itu. Biarkan saja, yang menilai kan masyarakat luas sehingga kami juga tidak risau kalaupun ada kampanye seperti itu yang ditujukan pada Gerindra," ujarnya.

Mengenai keberadaan Permadi yang menyeberang dari PDI Perjuangan ke Gerindra, Muchdi mengakui, cukup berpengaruh dan bagus. Sebab Permadi juga memiliki massa yang sangat loyal secara perseorangan (personal). [*/ana]

PKB Usung Dedy, Gus Dur Bingung

Deddy Mizwar

PKB merilis lima nama kandidat capres yang bakal diusung ke Pilpres 2009. Salah satunya adalah 'Jenderal Naga Bonar' alias Dedy Mizwar. Hal ini membuat Ketua Dewan Syuro PKB Gus Dur bingung, karena ia tahu bahwa Deddy bukan maju atas keinginan sendiri.

"Yang saya tahu dia dicalonkan," kata Gus Dur usai acara Kongkow bareng Gus Dur di Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (28/2).

Disebut-sebut ada partai besar yang mendukung pencapresan Deddy Mizwar. Konon kabarnya partai tersebut adalah PKB. Namun hal tersebut dipertanyakan Gus Dur.

"Lho PKB yang mana?" cetus Gus Dur spontan.

Ketika ditanyakan kualitas Deddy Mizwar sebagai capres, Gus Dur menolak menjawab. "Ya itu urusan yang melakukan politik," imbuhnya singkat. [ana]

Prabowo 'Kuasai' Keluarga Soekarno

Permadi

Jakarta - Capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut telah 'menguasai' dukungan politik dari masyarakat Blitar, basis suara PDI Perjuangan di Jawa Timur. Bahkan keluarga Bung Karno yang berada di Blitar pun sudah menyatakan dukungan untuk Prabowo.

"Keluarga Soekarno yang di Blitar sudah menyatakan bergabung dengan Prabowo. Mantan istrinya Bung Karno yang bernama Haryati Soekarno juga menyatakan sudah bergabung. Malahan Dalang Ki Manteb Soedarsono juga sudah bergabung," ungkap anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Permadi.

Menurut mantan politisi PDIP ini, hal itu terjadi karena keluarga Soekarno sependapat dengan dirinya bila Prabowo itu adalah Soekarno kecil.

"Iya mereka itu semua terpengaruh dan setuju dengan pernyataan saya kalau Prabowo itu adalah Soekarno kecil," ujarnya.

Permadi juga mengaku, iklan tentang dirinya yang menyatakan Prabowo adalah Soekarno kecil telah tersebar di beberapa daerah melalui radio dan TV lokal.

"Selain keluarga Bung Karno, banyak orang-orang kecil yang menyaksiakan iklan saya terpengaruh dengan pernytaan saya dan siap mendukung Prabowo di Pilpres," imbuhnya. [mut/ana]

Putra Sukarno siap Gemparkan Pilpres 2009

Dr RM Moh Gempar Soekarno Putra SH:
“Selagi untuk kepentingan bangsa dan Negara ini, Insya Allah saya siap untuk maju menjadi calon menjadi presiden maupun Wapres, dengan ketentuan mendapat mandate dan dukungan penuh dari seluruh DPP, DPD dan DPC Partai Barnas se-Indonesia. Perlu diingat jangankan kesiapan untuk maju, jiwa dan raga sayapun akan saya berikan untuk bangsa dan negara ini,”

Musi Rawas Sumsel,

Pemilu dan Pilpres tak lama lagi digelar, nama-nama kandidat sudah mulai bermunculan baik untuk presiden maupun wakil presiden. Terkait hal tersebut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Barisan Nasional (Barnas), Dr RM Moh Gempar Soekarno Putra SH mengungkapkan siap maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 nanti, jika hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Bernas memberikan dukungan penuh kepadanya.
“Selagi untuk kepentingan bangsa dan Negara ini, Insya Allah saya siap untuk maju menjadi calon menjadi presiden maupun Wapres, dengan ketentuan mendapat mandate dan dukungan penuh dari seluruh DPP, DPD dan DPC Partai Barnas se-Indonesia. Perlu diingat jangankan kesiapan untuk maju, jiwa dan raga sayapun akan saya berikan untuk bangsa dan negara ini,”ujar anak mantan Poklamator RI Soekarno ini, ketika berkunjung ke Kabupaten Mura belum lama ini.
Dikatakan Gempar, secara pribadi dirinya sedih melihat kondisi bangsa ini yang telah mengalami penurunan degrarasi moral yang sangat drastis.”Bisa dikatakan bangsa ini sudah tidak ada “malu” lagi. Saya contohkan, orang melakukan korupsi tidak malu lagi dan dengan bangga saat kasusnya disorot di media cetak maupun elektronik. Bangsa ini sedang “sakit” dan harus segera diobati,”ungkapnya
Dilanjutkan Gempar, dirinya selama ini selalu memberikan arahan bahkan himbauan kepada seluruh kader Partai Barnas agar janganlah menjelek-jeleki bahkan menghujat para tokoh nasional serta kinerja Pemerintahan SBY-JK saat ini.”Untuk apa kita menghujat pemerintah maupun tokoh nasional, tidak ada hasilnya. Seluruh kader Barnas harus mampu sebaliknya menjadi mitra seluruh partai politik yang ada serta mitra pemerintah pusat dalam kerangka persatuan dan kesatuan,”ujarnya.
Gempar menyarankan agar seluruh tokoh dan masyarakat Indonesia ini untuk menyumbangkan solusi konstruktif dalam bentuk program kepada pemerintah dan jadikanlah mereka mitra sejalan dengan visi da Misi Partai Barnas yaitu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI, melestarikan pancasila dan menerapkan ekonomi kerakyatan.“Insya ALLAH dengan itu kita dapat bersama-sama menyelesaikan permasalah yang di hadapi bangsa ini,”ujar Gempar.
Disinggung akan berkualasi dengan partai mana dalam Pilpres nanti, Gempar menjawab dengan diplomatis, saat ini dirinya lebih memfokuskan terlebih dahulu agar partainya tersebut dapat lolos verifikasi KPU.”Nantilah itu, sekarang kita telah lolos Verifikas DephumHam, selanjutnya bagaimana kita dapat lolos dari verifikasi KPU. Percuma kalau Verifikasi KPU tak lolos. Kami ini partai baru dan kami sadar itu,”tandasnya.
Gempar yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua tim verifikasi Partai Barnas ini merasa optimis partainya tersebut akan lolos verifikasi KPU.”Kalau Allah menghendaki Partai kami akan lolos dan saya selalu optimis orangnya dan tolong doanya,”ujarnya dengan bersemangat

Naga Bonar Kini Jadi Capres?

Deddy Mizwar

Makin banyak saja jenderal yang kepincut jadi presiden. Kini, jajaran itu bertambah panjang dengan satu nama: Jenderal Naga Bonar. Bak lakon di film, Deddy Mizwar, Si Naga Bonar, nekad mencalonkan diri sebagai presiden.

Ini bukan lakon komedi situasi. Ini realitas politik. Kenyataan yang bisa saja disambut dengan senyum pahit. Aktor kawakan itu melakukan manuver. Dia mengajukan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2009, bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, Wiranto, atau Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Berawal dari hiruk pikuk politik menjelang Pemilu 2009, khususnya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas keterwakilan parlemen, Deddy merasa gerah dan iba dengan kondisi partai politik baru dan kecil. Menurut dia, penerapan PT 2,5% seperti menyumbat aspirasi publik. “Pada akhirnya partai politik mempraktikkan budaya politik dagang sapi,”

Atas dasar itulah, sambung produser film Naga Bonar ini, dirinya memacu kepada partai kecil dan baru untuk berbuat sesuatu untuk kepentingan rakyat. Menurut dia, aturan syarat pencapresan 20% kursi DPR serta PT 2,5% adalah bagian dari upaya partai besar secara legal melaukan kriminal politik dengan membuat aturan yang menyumbat aspirasi masyarakat. “Karena ada 40 juta penduduk kita di bawah garis kemiskinan,” cetusnya.

Menurut dia, perubahan yang tak kunjung tiba, meski reformasi telah berjalan lebih 10 tahun, maka perlu pemimpin alternatif yang dapat melakukan perubahan dengan visi-misi yang terukur. “Ada alternatif partai baru yang memiliki idealisme, tapi saat ini sedang loyo karena tidak percaya diri mengusung capres alternatif yang memberi konsep dan visi yang jauh lebih terukur dibandingkan saat ini,” tegasnya.

Apakah serius pencaresan Deddy? Secara diplomatis ‘Naga Bonar’ menjawabnya. Ia hanya menjawab, upaya yang ia lakukan yang terpenting adalah membangun kesadaran politik bagi rakyat agar memilih pemimpin secara alami. “Apapun nanti, yang penting menciptakan kesadaran itu. Yang penting jangan takut untuk mengatakan pendapat dengan hak politik yang ada,” ujarnya.

Tampak Deddy belum tegas atas keseriusannya mencalonkan diri. Satu hal paling mendasar yang bisa mengganjal adalah kendaraan politik apa yang akan dia gunakan menuju kursi RI-1.

Meski demikian, Uncu Natsir, Master Campaign Deddy Mizwar for President menegaskan, Deddy cukup serius untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Menurut Uncu yang selama ini dikenal sebagai konsultan politik, jika Deddy tidak serius, mana mungkin dirinya turut serta dalam tim Deddy. “Ini rencana serius. Kalau tidak serius, mana mau saya ikut. Ini menyangkut nama dan jejak rekam saya,” tandasnya di Bandung, Selasa (24/2).

Terkait dengan kendaraan politik, Uncu menegaskan pihaknya telah melakukan komunikasi politik, baik dengan partai kecil maupun partai menengah. “Kita sudah melakukan komunikasi politik dengan pimpinan partai kecil maupun menengah,” akunya. Uncu menegaskan, publik akan mendapat pilihan baru dengan kehadiran Deddy sebegai representasi dan simbol perubahan.

Sementara peneliti LSI, Burhanudin Muhtadi menilai pencalonan Deddy hanyalah guyonon politik saja. Menurut dia, kondisi saat ini memang memantik banyak orang merasa gerah. “Akibatnya banyak tokoh mengidap gigantisme atau megalomania, merasa besar dan mampu mengatasi karut-marut negeri ini,” tegasnya.

Meski demikian, alumnus The Australian Nastional University (ANU) ini menilai pencapresan Deddy bagus karena mampu menjadi capres alternatif meski persoalan kendaraan politik menjadi persoalan krusial bagi Deddy. “Apalagi putusan MK soal capres independen, hanya melalui partai politik saja capres bisa ikut Pilpres,” tandasnya.

Pencalonan Deddy sebagai capres jelas akan membangunkan masyarakat Indonesia yang tertidur. Selain jelas akan menciptakan inspirasi baru seperi dalam karya filmnya, kehadiran Deddy jelas membuat kaget publik. Siapa sangka figur yang nyaris tidak pernah bersinggungan dengan politik, kini bercita-cita menduduki jabatan politik tertinggi di negeri ini. Ya, seperti seorang pencopet yang mimpi dan berlaku laksana jenderal, Jenderal Naga Bonar.

Ditinggal Golkar, Demokrat Tegar


Jakarta - Kemungkinan Partai Golkar mengajukan capres sendiri untuk berhadapan dengan SBY di Pilpres 2009 tak membuat Partai Demokrak gentar. Partai politik pendukung SBY itu bahkan menyatakan siap ditinggalkan oleh Golkar.

"Partai Demokrat tidak khawatir dan tidak risau," kata anggota FPD Sutan Batoegana.

Menurutnya, apa yang terjadi pada rapat DPD Partai Golkar hanyalah bunga-bunga dalam kehidupan berdemokrasi, terlebih menjelang pemilu. Sutan yakin eskalasi politik yang sesungguhnya akan terjadi setelah pemilu legislatif.

Apa yang terjadi dengan pertemuan di rumah dinas Wapres tersebut tidak akan membuat Partai Demokrat untuk mengambil langkah-langkah taktis. SBY-JK akan tetap dikawal sampai paripurna karena SBY-JK belum dapat dipisahkan.

"Setelah pemilu legislatif semuanya akan ketahuan. Pertai Demokrat sendiri akan mengusulkan cawapres SBY setelah pemilu legislatif," ujarnya. [ana]

Wiranto: Saya Tetap Maju Sebagai Capres

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Wiranto menyatakan belum ada wacana perubahan strategi soal pencalonan dirinya dari calon presiden (capres) menjadi calon wakil presiden (cawapres).

Demikian dikatakan Wiranto di Malang, Jawa Timur, usai melantik 'Gerakan Nasional Relawan Pos Pemenangan Wiranto' di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), Sabtu (28/2).

Mantan Panglima ABRI itu menegaskan berdasarkan rapat pimpinan Partai Hanura, dirinya akan maju sebagai capres, bukan cawapres. "Belum ada wacana seperti itu soal cawapres. Sebab menurut rapim Hanura, saat ini saya sebagai capres. Kalau (ada perubahan menjadi) cawapres nanti harus diputuskan kembali melalui rapim," tegasnya.

Untuk memuluskan Partai Hanura dalam pencalonan presiden, kata dia, konsekuensinya harus mampu merebut suara 20%. Sementara soal koalisi, sejauh ini pihaknya belum memutuskan akan menjalin koalisi dengan partai lain. Yang pasti, lanjut dia, koalisi tetap akan dilakukan setelah pemilu legislatif.

"Koalisi tetap tergelar dan akan dieksekusi setelah pemilu legislatif. Sebab disitu peta kekuatan nasional terlihat secara riil, temasuk hitungan politik dalam konteks apakah pendekatan bergaining posisi, memperkuat capres atau terkait kesamaan kejuangan. Itu nanti karena sekarang tidak mungkin dipaksakan. Kalau sekarang melakukan komunikasi politik pasti ya," ujarnya.

Wiranto menambahkan keterlibatan Hanura dalam blok perubahan bukan merupakan koalisi. Sebab blok perubahan yang dimotori sejumlah pemimpin nasional tersebut tujuannya membawa perubahan untuk mengarah pada kemajuan Indonesia di pentas internasional. "Itu bukan koalisi," katanya

JK dan Sultan HB X Berpeluang Sama

ANTARA

SEMARANG--MI: Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh mengatakan Jusuf Kalla (JK) dan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memiliki peluang yang sama untuk menjadi calon presiden (capres) dari partai ini. Pernyataan tersebut diungkapkan Surya Paloh setelah melakukan konsolidasi dengan DPD tingkat II Partai Golkar se-Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (28/2).

"Pencalonan Sri Sultan menjadi capres juga baik. Selama belum ada keputusan partai, tentu keduanya memiliki kesempatan yang tidak jauh berbeda," katanya.

Ia mengatakan siapa pun yang nanti menjadi capres harus didukung. "Hanya saja, jika keputusan partai telah ditetapkan, tetapi masih ada yang mencalonkan diri, maka pencalonannya dianggap di luar keputusan partai," katanya.

Hal itu, menurut dia, juga menjadi hak masing-masing individu untuk mencalonkan diri. Mengenai capres alternatif, pihaknya mengakui ada beberapa orang, namun hasil akhirnya ditetapkan melalui keputusan resmi. "Yang pasti, keputusan mengenai capres ditentukan setelah pemilu legislatif 2009," katanya.

Demikian pula penentuan calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Golkar. Menurut Surya Paloh, itu juga belum dibicarakan, karena masih memantapkan capres-nya.

Figur capres yang akan dipilih Partai Golkar nanti, kata dia akan mempertimbangkan kesanggupan dalam meneruskan perjuangan bersama guna menjalankan misi idealisme membangun bangsa Indonesia ke depan. "Kesempatan tidak hanya dari kader Parti Golkar, namun kader partai lain juga terbuka kesempatan untuk itu," katanya.

Menanggapi anggapan sejumlah pihak bahwa Partai Golkar dirangkul PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dia menyambut baik jika memang ada sejumlah partai politik (parpol) yang berniat berkoalisi dengan Golkar. "Kami akan menghargai semua pihak yang ingin bekerjasama. Dengan PKS hanya sekedar bertukar pikiran, belum bisa dipastikan," katanya.

Koalisi dengan partai mana pun, kata dia Golkar akan memberikan perlakuan yang sama sepanjang mereka sayang terhadap negeri ini. "Apalagi dengan PDIP yang jelas memiliki platform kebangsaan yang sama," katanya.Â

Blok Capres Bermunculan

PEMILIHAN presiden tinggal empat bulan lagi. Arus politik pun kian menderas dan dinamis. Berbagai blok politik pengusung calon presiden terus bermunculan. Blok-blok politik itu menempatkan diri dan posisi mereka secara lebih terbuka dan transparan.
Selama ini peta kekuatan calon presiden selalu didominasi dua blok politik saja. Yang pertama, tentu saja blok incumbent, yakni Susilo Bambang Yudhoyono dengan Partai Demokrat sebagai basis pendukungnya. Blok politik ini dikenal dengan sebutan Blok S.
Kedua, Blok M, yaitu blok politik calon presiden yang dibangun Megawati Soekarnoputri dengan mesin politik yang bertumpu pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kemudian terbitlah blok baru setelah Jusuf Kalla menyatakan kesediaannya tampil sebagai calon presiden dari Partai Golongan Karya (Golkar). Blok J muncul sebagai pilihan alternatif bagi parpol-parpol lain.
Tak berhenti sampai di situ. Persaingan menuju kursi RI-1 kian diramaikan dengan dideklarasikannya Blok Perubahan yang digagas mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli bersama 12 partai kecil peserta pemilu.
Sejumlah partai papan tengah hasil Pemilu 2004 seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga tidak mau ketinggalan. Mereka pun menggagas pembentukan Blok Tengah.
Di luar blok-blok politik itu ada juga figur calon presiden yang masih tergolong nonblok. Sebut saja kader Golkar sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden. Begitu juga sejumlah jenderal purnawirawan seperti Wiranto, Sutiyoso, dan Prabowo Subianto yang menyatakan siap meramaikan bursa calon presiden.
Munculnya beragam blok politik calon presiden menjelang pemilu adalah hal biasa. Blok-blok politik itu jelas menjadi tantangan yang semakin kuat buat incumbent dalam memperebutkan kursi presiden.
Yang tidak biasa ialah lebih banyak calon untuk menjadi orang nomor satu, tetapi kesulitan mencari calon untuk posisi orang nomor dua. Bangsa ini rupanya bangsa yang hebat karena bertaburan calon presiden.
Hingga saat ini belum ada satu pun blok politik yang telah memiliki figur calon wakil presiden. Padahal, dalam pemilihan presiden nanti, sosok RI-1 dan RI-2 berada dalam satu paket pemilihan.
Jadi, yang lebih menonjol adalah manuver-manuver yang berorientasi kepada kekuasaan, yaitu meraih kursi orang nomor satu, lewat jargon koalisi. Hanya sebatas figur calon presiden itu saja yang ditawarkan kepada publik. Padahal, selain figur calon presiden, yang juga harus ditawarkan kepada publik adalah visi dan misi serta arah kebijakan untuk masa depan bangsa dan negara.
Masa kampanye pemilu presiden memang belum tiba. Akan tetapi, adalah baik bagi publik bila jauh hari telah terjadi pertarungan visi, misi, dan arah kebijakan sehingga pilihan publik kelak tidak semata didasarkan pada fanatisme figur dan partai. Lebih dari itu, pilihan publik haruslah bertumpu pada arah kebijakan negeri ini setidaknya untuk lima tahun ke depan.
Persaingan di ranah kebijakan itulah yang layak menjadi magnet untuk mempertahankan keberadaan dan kesinambungan blok-blok politik. Tanpa itu, blok-blok politik tersebut sekadar blok-blok yang haus akan kekuasaan di mata publik.

Kamis, 12 Februari 2009

Disayangkan Sikap SBY soal "Konflik" Golkar-Demokrat


SBY-JK

Mantan Ketua MPR Amien Rais menyayangkan sikap Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai seorang presiden dalam menanggapi pertikaian yang muncul antara Partai Demokrat dan Partai Golkar.

"Saya menyayangkan, SBY kan milik bangsa. Dia adalah bapak seluruh bangsa Indonesia, pemimpin nasional, bukan golongan, apalagi parpol," ujar Amien seusai seminar bertajuk "UU Minerba dan Keberpihakan pada BUMN" di DPD, Kamis (12/2).

"Dengan turun dari kursi presiden, masuk ke dalam gelanggang pertengkaran antara Demokrat dan Golkar, dia memperkecil dirinya sendiri," tutur Amien.

Amien menyebutkan bahwa SBY tak perlu turun tangan dan cukup menyerahkan kepada kepengurusan fungsional Demokrat untuk menjawabnya atau memberikan keterangan kepada publik. Oleh karena itu, Amien berharap dalam mengurusi permasalahan antarpartai, SBY tidak perlu "capek".

"Seorang Presiden kalau sampai turun mengurusi pertikaian politisi dan permasalahnnya itu ecek-ecek. Sebagai anak bangsa, saya menyayangkannya," tandas Amien.

"Pertikaian" Demokrat dan Golkar dipicu oleh pernyataan Wakil Ketua Umum Demokrat Ahmad Mubaroq yang menyebutkan Golkar hanya akan meraih perolehan suara sebesar 2,5 persen dalam Pemilu Legislatif 2009.

PDI-P Anggap Golkar "Musuh" Terberat


PDI Perjuangan

Dalam penilaian PDI Perjuangan, Partai Golkar merupakan partai yang paling diperhitungkan dalam Pemilu 2009. Dinamika politik di tubuh Partai Golkar mendapat perhatian khusus dari kalangan PDI Perjuangan.

Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Pramono Anung di sela-sela kunjungan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Bekasi, Kamis (12/2).

"Menurut saya, tantangan yang paling berat adalah Golkar. Kami melihat tetap Golkar yang menjadi patokan," kata Pramono.

Namun, ketika ditanya tanggapan PDI Perjuangan atas polemik antara Partai Golkar dan Partai Demokrat, Pramono mengelak. "Tidak baik mengomentari masalah partai lain. Kami ingin membangun komunikasi yang baik dengan proses dialog yang baik," ujar Pramono.

Pramono juga mengelak ketika ditanya siapa kandidat terkuat cawapres yang akan mendampingi Megawati. Begitu pula saat ditanya partai mana yang akan diajak PDI Perjuangan berkoalisi. "Kita lihat nanti setelah pemilu legislatif," kata Pramono.

Prabowo Presentasi Visi Misi di Unpad

Bertempat di Gedung Sanusi Hardjadinata Universitas Padjajaran Bandung, calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Rabu (11/2), menyampaikan presentasi di hadapan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.

Presentasi visi misi Probowo Subianto di hadapan BEM se-Indonesia berlangsung di gedung Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jalan Dipati Ukur, Bandung.

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu mengangkat seputar nasib petani, persoalan pertanian, dan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang dinilai tidak dikelola dengan baik. "Indonesia tidak menguasai kekayaan alamnya lagi. Semuanya berada di luar negeri," ucapnya.

Tema yang diusung Prabowo dalam setiap kesempatan itu mendapat tanggapan dari kalangan perwakilan BEM. "Dari tadi yang saya dengar, Bapak hanya berbicara tentang masalah yang kita tahu memang banyak sekali. Namun di sini kami butuh solusi," ucap salah seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam presentasinya, Prabowo juga menyinggung tentang masalah BUMN dan nasib pendidikan di Indonesia. "Saya tidak setuju tentang penjualan BUMN," kata Prabowo.

Pernyataan ini langsung menarik simpati mahasiswa. Bahkan, seorang mahasiswa sempat menantang Prabowo dengan bertanya berapa lama waktu yang dijanjikan Prabowo untuk menarik kembali BUMN yang telah diprivatisasi.

"Bukan soal cepat atau tidak cepat, tapi seharusnya kita akan mengkaji ulang segala kontrak," ucap Prabowo. Dalam pidatonya, Prabowo juga mengatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia sudah keliru. "Di Indonesia tidak ada kewajiban pengusaha untuk menaruh hasil penjualannya di Indonesia," kritiknya.

Pidato Prabowo tentang ekonomi, siklus uang, dan kekayaan negara juga menarik perhatian mahasiswa, khususnya mahasiswa dari jurusan ilmu politik.

Perwakilan BEM mempertanyakan sistem politik seperti apa yang akan dijalankan Prabowo dan apakah ia bersedia menarik orang-orang dari berbagai partai untuk bekerja sama dengannya. "Saya akan memilih kabinet yang membawa hasil nyata pada masyarakat meskipun harus pelangi," katanya.

Sultan Berharap Maju Capres Lewat Golkar


Sultan Hamengku Buwono X, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung (kiri ke kanan) menjadi pembicara dalam penutupan Konferensi Warisan Otoritarianisme di Kampus FISIP, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/8).

Sultan Hamengku Buwono X siap mundur dari calon presiden (capres) pada Pemilu 2009, apabila tidak ada partai politik (parpol) yang mengusungnya.

"Saya siap mundur dari bursa capres apabila tidak ada kendaraan politik menuju kursi RI 1," kata Sri Sultan dalam jumpa pers seusai menjadi narasumber dalam seminar "Pertanian Berbasis Kearifan Lokal demi Kemakmuran Rakyat untuk Menghadapi Pasar Global" di Universitas Jember, Kamis (12/2).

Sebagai kader Partai Golkar, kata Sultan, dirinya berharap bisa maju menjadi capres melalui partai berlambang pohon beringin tersebut. "Meski demikian, keputusan sepenuhnya diserahkan kepada DPP dan DPD Partai Golkar," katanya.

Menurut Sultan, hingga saat ini dirinya belum menentukan partai mana yang akan digunakan untuk kendaraan politik menjadi capres karena menunggu hasil pemilu legislatif (pileg).

"Keputusan kendaraan politik mana yang digunakan masih menunggu hasil pileg," ujarnya. Sesuai aturan, kata Sultan, parpol yang bisa mengusung pasangan capres dan cawapres harus memiliki suara 25 persen dari jumlah pemilih.

"Berapa pun banyak parpol yang mengusung, namun tidak memenuhi 25 persen suara, maka percuma saja," katanya.

Ia mengungkapkan, kampanye yang dilakukannya akan menunggu hasil pileg, sedangkan road show-nya ke beberapa daerah hanya untuk menghadiri undangan dan konsolidasi.

"Terserah masyarakat menilai apa, namun belum saatnya melakukan kampanye pilpres," tuturnya.

Ia juga mengaku sedang membangun jaringan nonstruktural, seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masa (ormas), dan simpul-simpul masyarakat lainnya, karena sampai saat ini dirinya belum memiliki kendaraan politik untuk maju dalam pilpres nanti.

"Tidak perlu saya ungkap bagaimana perkembangan jaringan yang sedang dibangun ini," katanya.

Selain memberikan kuliah umum tentang pertanian di Universitas Jember, Sultan juga menghadiri rangkaian acara "Ruwatan Tani" dan Kongres Serikat Tani Independen (SEKTI) Jember di lapangan Kecamatan Jenggawah.

Malam nanti Sultan akan menghadiri acara pengajian dan haul atau doa bersama di Pondok Pesantren As Sunniyah Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jatim.

Secara terpisah, pengamat politik Universitas Jember, Himawan Bayu Patriadi, menuturkan, Partai Golkar harus berhati-hati untuk menentukan capres sesuai dengan keinginan rakyat karena masyarakat Indonesia lebih memilih figur ketimbang parpol yang mengusungnya.

"Tidak ada jaminan partai yang menang dalam pileg akan mendapatkan kursi presiden," katanya.

Menurut dia, langkah yang dilakukan Sultan HB X cukup berani karena beberapa internal Partai Golkar tidak menyukai langkah tegas yang dilakukan Sultan.

"Partai Golkar juga harus mempertimbangkan beberapa kader Golkar yang mencalonkan diri menjadi capres maupun cawapres, termasuk Sultan, dan juga tidak gegabah menentukan capres," katanya.

Tidak Akan Konvensi, PAN Langsung Tunjuk Capres

Soetrisno Bachir

PAN memastikan tidak akan menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden dan calon wakil presiden. PAN akan langsung menunjuk nama.

Ketua Umum DPP PAN Sutrisno Bachir mengatakan, banyak kader layak untuk ditunjuk langsung. Kapasitas masing-masing dipandang cukup untuk diusulkan sebagai capres atau cawapres. "PAN akan mengusulkan kader terbaik untuk posisi itu," ujarnya di Surabaya, Kamis (12/2).

Di antara mereka terdapat nama AM Fatwa, Bambang Sudibyo, dan Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan. "Logikanya, kalau sekjen saja pantas diusung, ketua umumnya apa lagi," tuturnya.

Golkar Siap Turun Kasta

Partai Golongan Karya (Golkar) siap turun kasta hanya mengajukan calon wakil presiden demi memenangi Pemilu 2009. Hal tersebut diungkapkan anggota Litbang DPP Golkar Marzuki Darusman seusai acara seminar tentang RUU Rahasia Negara di Jakarta, Kamis (12/2).

"Golkar menunggu diri untuk menjadi wapresnya orang lain," katanya. Marzuki mengatakan, koalisi terhadap Golkar bisa dimungkinkan. Tidak hanya Partai Demokrat, PDI-P juga saat ini sedang menunggu cawapresnya. Proses demokrasi menjadi alasan tentang kemungkinan kombinasi capres dan cawapres untuk memenangkan Pemilu 2009.

Meskipun begitu, Partai Golkar tetap mempersiapkan sepuluh nama bakal capres dan saat ini memasuki tahap kristalisasi berupa administrasi dan penghitungan nama. "Ada Sultan yang didukung beberapa DPD Golkar, juga Akbar Tanjung. Sisanya ya petinggi-petinggi Golkar," jelas Marzuki.

Penentuan pasangan capres dan cawapres Golkar, lanjut Marzuki, akan ditentukan dua minggu setelah pemilu legislatif. Pilihan koalisi dalam pilpres juga ditentukan setelah hasil pemilu legislatif diketahui.

Barnas Yakin Menang

Partai Barisan Nasional (Barnas) bakal “menggarap”massa Partai Demokrat dan kalangan masyarakat yang berpotensi tak akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2009.

Menurut Ketua DPC Partai Barnas Kota Bandung Dedy Soelaeman, pada pemilu tahun depan, pihaknya sangat percaya diri mampu mendapat suara signifikan dari simpatisan dan masyarakat yang pernah pemilih Partai Demokrat pada Pemilu 2004.Pasalnya, pendiri sekaligus ketua umum DPP Partai Barnas Vence Rumangkang adalah salah satu bidan Partai Demokrat.

“Dengan hengkangnya Vence dari Demokrat ke Barnas, saya yakin sebagian pendukung Demokrat juga bakal beralih ke Barnas mengikuti jejak pendirinya. Apalagi Barnas juga memiliki beberapa figur kuat yang mampu menarik massa,”kata Dedy di sekretariat Partai Barnas Jabar Jalan Arcamanik Endah 83 Kota Bandung,kemarin.

Figur kuat yang dimaksud Dedy antara lain Sekjen Barnas Komjen Pol (Pur) Dadang Garnida yang menjadi calon legislator (caleg) DPR RI nomor urut 1 di daerah pemilihan (dapil) Jabar I (Kota Bandung dan Kota Cimahi). Selain itu, tercatat ada empat anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI yang tahun depan menjadi caleg Barnas.

Mereka adalah Tata Zainal Muttaqin,Yusuf Perdamean Nasution,Achmad Fauzi,dan Chufran Hamal. Dedy melanjutkan,partainya juga bakal all out menggarap massa yang berpotensi tak memilih baik karena secara teknis berhalangan atau enggan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) maupun yang secara prinsip memang golput. Untuk itu, Barnas sudah merancang strategi baru.

“Angka golput di Bandung masih cukup tinggi yaitu sekitar 30%. Inilah yang jadi sasaran kami. Bagaimana supaya mereka bisa melaksanakan hak pilih dan akhirnya memberikan suara bagi kami,”terang Dedy. Kelompok golput, lanjut dia, adalah mereka yang sudah jenuh dengan janji-janji kampanye dan cenderung apatis dengan pemilu, janjijanji calon,dan janji parpol.

Di antaranya adalah kalangan buruh, pengamen, tukang ojek,dan warga terpinggirkan lainnya. Karenanya, Dedy mengingatkan para calegnya agar serius mendekati kelompok golput agar mau menggunakan hak pilih mereka dan mendukung caleg Barnas.

Dedy mengungkapkan, saat ini Barnas sedang mendekati kelompok pengamen jalanan (KPJ) yang pernah menyatakan bakal golput. Kepada mereka, kader dan caleg Barnas mengemukakan arah perjuangan partai tanpa dibumbui janji-janji selangit. Bahkan, para caleg Barnas berani membuat kontrak politik dengan masyarakat. (rohmat)

Dualisme Partai Barnas Sulsel Berakhir

MAKASSAR, Upeks--Setelah beberapa minggu terakhir dilanda kemelut yang kian meruncing soal dualisme kepemimpinan dalam tubuh kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Barisan Nasional (Barnas) Sulsel, Rabu (22/10) kemarin akhirnya mencair, dan pengurus dinyatakan kembali solid.

Berdasarkan SK nomor 60.07/SKEP/DPP-P.BARNAS/DPD/IV/2008, Ketua DPD Partai Barnas Sulsel, adalah Drs H Syarifuddin Penta, sedangkan Sekretaris Umum Ir Syamsuar Arsyam. Sempat terjadi kekisruhan di kalangan pengurus menyusul adanya surat pengakuan DPP terhadap Ir Muhammad Yusran, selaku sekretaris umum menggantikan Ir Syamsuar Arsyam. Dengan pertimbangan kian dekatnya Pemilu 2009, akhirnya DPP Partai Barnas, menugaskan Ir Muhammad Arfan dan Max Willar.
"Saya membawa amanah Ketua DPP Barnas, melalui SK Nomor 188/SK.I/DPP-P.BARNAS/X/2008. Tentang penyelesaian permasalahan pada DPD Barnas Sulsel," ujar Muhammad Arfan, salah seorang unsur Ketua DPP Barnas, yang juga koordinator wilayah Barnas Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sultrabar), kepada Upeks di Makassar.
Usai memimpin rapat pengurus, di Hotel Denpasar, Panakkukang Makassar, bersama Max Willar, Sekretaris Bapilu Partai Barnas Pusat, Arfan, yang juga Ketua Tim Pencalegkan Nasional Partai Barnas, menilai kisruh yang terjadi hanya karena kesalahpahaman. "Sekarang sudah selesai," ujarnya. Sumber lain Upeks di kepengurusan partai itu menyebutkan struktur pengurus kembali pada SK pertama, dan pengurus lama tidak sedikit pun mengalami perubahan. Hal itu juga sudah disampaikan kepada KPU Sulsel, sebagaimana amanah yang tertuang dalam penugasan Arfan dan Max.

Barnas Anut Suara Terbanyak
Berkenaan dengan suara terbanyak, sudah merupakan keputusan nasional Barnas. "Kami tidak ikut-ikutan pada partai lain, seperti Golkar, PAN, Hanura soal mekanisme suara terbanyak. Muaranya kita akan merekrut sebanyak-banyaknya dan mencoba mengakomodirnya, sehingga semua kader Barnas memiliki semangat yang sama," kata Arfan. Menurutnya lagi suara terbanyak akan membuat Caleg di semua nomer akan berjuang dengan maksimal. Bukan hanya Caleg nomor satu, tetapi semua Caleg berpeluang, tambahnya.
Sebagai Ketua Tim Pencalegan nasional Partai Barnas, Arfan beralasan DPP tidak ingin ada keributan soal suara sah pemilu. "Siapa pun caleg kita yang memperoleh suara terbanyak, maka itulah yang akan kita usung pertama-tama untuk duduk di kursi legislatif," katanya. Hal itu juga menurut Arfan, sudah diikuti dengan penerbitan surat keputusan, ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal. Untuk perjanjian teknis yang mengatur mekanisme suara terbanyak, disadari Arfan memang tidak akan berpengaruh pada KPUD, tetapi efektif untuk internal partai.
"Yang menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan siapa yang harus duduk, di PAW, atau rotasi, itu adalah partai. Jadi mungkin yang paling sederhana bahwa DPP sudah punya komitmen untuk mewujudkannya," kata Arfan.
Secara nasional menurutnya Barnas memiliki optimisme sebagai partai terbesar ke-5. Hitungan-hitungan itu bukan tidak beralasan, karena Barnas memiliki banyak keberuntungan, di samping nomor urut 6 yang memudahkan pemilih. Optimis itupula yang membuat DPP Barnas yakin bakal menjajari Hanura, dan Gerindra, dengan 15% suara nasional.

Partai Barnas fokus ke Pemilu legislative 2009 targetkan 77 Kursi di Parlemen

berita terkini Medan pphe-ri.com
DR RM Moh Gempar Soekarnoputra SH DR H Mucthar Tumin SK Msc Kedua tokoh Nasional Dari Partai Barisan Nasional ketika hadir Di Medan dalam acara Syukuran dan tatap muka pada ribuan pendukung Barnas di Asrama Haji Pangkalan Mansur Medan memberikan kesempatan pada wartawan pphe-ri com cyber News dan rekan-rekan pres di Medan untuk berdialog singkat.

Gempar Soekarnoputra mengatakan kita yakin Insya Allah pada pemilu 2009 akan memperoleh 77 kursi di DPR RI dan kalau ini tercapai otomatis Barnas dapat menentukan Calon untuk RI 1. dan siapa yang akan diusung ya nanti dulu yang penting figur RI 1 yang jelas berpihak pada rakyat kecil.

Hal Senada juga disampaikan Mucthar Tumin pada pres,Politisi Senioran ini mengatakan saat ini kita sedang memfokuskan pada pemilu legislatif 2009, kita yakin partai Barnas mendapat dukungan besar dari segenap rakyat Indonesia karena partai ini buktinya saja di Sumut cukup besar pendukungnya begitu juga di seluruh propinsi di Indonesia, jadi bila sukses dilegislatif Barnas akan memunculkan Calon Presiden tentu bisa dari Barnas atau juga dari yang lainnya yang penting Presiden harus dapat diterima rakyat dan mensejahterakan rakyat.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Barisan Nasional , dalam acara Syukuran ini tampil memberikan kata sambutannya serta menyampaikan pidato politiknya yang menyoroti system pendidikan saat ini belum berpihak pada rakyat kecil seperti mahal biaya pendidikan ,serta menyoroti ekonomi ,sosial dan hukum.

Seuasai acara Gempar Soekarno putra yang juga merupakan putranya Bung Karno dan adik mbak megawatiSoekarnoputi cukup mendapat simpati massa yang hadir hal ini terlihat ramai minta berpoto dengannya. Kepada wartawan Gempar Soekarno memberikan kesempatan untuk berdialog singkat,Ia mengatakan merasa optimis partai Bernas akan meraih suara untuk di DPR-RI mencapai 77 kursi.

Acara Syukuran Partai Bernas dihariri sekitar seribu Massa pendukung partai ini yang ada di Medan, para pengurus kabupaten/kota, serta dihadiri Akmal Samosir Anggota DPRD SU Dari partai Demokrat, Drs Zulfan Wakil Ketua DPRD Medan dari Partai Demokrat..

PKS Undang SBY, Kalla, Mega, dan Suryadharma Ali

DPP Partai Keadilan Sejahtera menyatakan akan mengundang empat tokoh nasional untuk mendiskusikan mengenai arah koalisi setelah Pemilu 2009. Mereka adalah Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Kepala Badan Humas DPP PKS Ahmad Mabruri di Jakarta, Kamis (12/2), mengatakan, keempat tokoh itu akan diundang secara terpisah ke kantor DPP PKS.

"Keempat pimpinan partai itu akan kami undang untuk berdiskusi di Kantor DPP PKS setiap malam Jumat atau Kamis malam. Malam ini akan diawali oleh Pak Suryadharma Ali," kata Ahmad Mabruri.

Pada malam-malam Jumat selanjutnya akan diundang berturut-turut Jusuf Kalla, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri. "Untuk Pak SBY dan Ibu Mega masih dalam konfirmasi," katanya.

Diskusi tersebut, katanya, dilakukan menjelang pelaksanaan pemilu legislatif pada 9 April 2009, sedangkan materi pembicaraan dalam diskusi tersebut bukan menyangkut masalah calon presiden atau calon wakil presiden, melainkan masalah yang terkait dengan koalisi yang akan dibentuk setelah Pemilu Legislatif 2009.

Barnas Bantah Jadi 'Sekoci' SBY

Semarang - Ketua DPP Partai Barisan Nasional (Barnas) Harry Purnomo membantah tudingan bahwa partainya didirikan hanya sekedar menjadi partai pecahan atau 'sekoci' dari Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 untuk memperkuat tambahan perolehan suara calon presdien (capres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nanti.

"Barnas memang sering dipersepsikan sekoci Susilo Bambang Yudhoyono. Tetapi kami tegaskan bukan," bantah Harry menjawab wartawan seusai meresmikan kantor DPD Partai Barnas Jawa Tengah di Jl. MT Haryono, Semarang, Minggu (29/12).

Sebelumnya, istilah sekoci muncul karena ada figur Dadang Garnida yang merupakan teman akrab SBY menjadi Sekjen Barnas. Sebagai sekoci, Barnas diharapkan menampung suara pemilih yang masih suka SBY tetapi tidak nyaman lagi dengan Partai Demokrat karena ada friksi dengan individu pengurus partai. Dengan adanya “sekoci”, diharapkan suara yang pergi dari Demokrat tidak lari ke partai lain.

Lebih lanjut Harry mengemukakan, Partai Barnas sadar sebagai partai baru dan masih kecil. Namun, dia optimis partainya bisa meraih dukungan signifikan dari masyarakat, setidaknya Partai Barnas bisa lolos parliamentary threshold (PT) sebesar 2,5 persen suara nasional sebagai syarat menempatkan wakilnya di DPR.

"Kita tidak pusing-pusing dengan aturan seperti parliamentary threshold. Dengan aturan apa pun, Barnas siap mengikuti. Yang penting saat ini kami berjuang agar masyarakat memilih Barnas," kata Ketua DPP Partai Barnas.

Senada pula, Ketua Umum DPP Partai Barnas Vence Rumabngkang membantah partainya berafiliasi dengan Partai Demokrat. “Tidak. Secara organisatoris sama sekali tidak. Partai Barnas independen. Kita hanya satu asas dan kebetulan pendiri partainya sama,” tampik mantan pendiri Partai Demokrat ini.

Namun, Vence mengakui, Partai Barnas yang didirkan pada 1 Oktober 2007 masih terikat komitmen dengan SBY. “Kami melihat masih perlu ada kekuatan lain yang menopang SBY. Parta-partai baru ada kecenderungan tidak mendukung beliau. Oleh karena itu perlu ada partai baru, yang minimal mengawal pemerintahan, atau bisa bersinergi dengan Partai Demokrat,” kilahnya.

Kalau masih sejalan dengan SBY, mengapa berpisah dengan Demokrat? “Menurut saya, Partai Demokrat sudah settled. Biarkan saja mereka berjalan sesuai dengan program mereka. Saya melihat bahwa ada kekuatan baru yang akan kami mobilisasi untuk bisa menggunakan hak pilihnya lewat Partai Barnas. Sasaran kami itu. Berkompetisi dengan partai lain memperebutkan suara mengambang 30 persen,” jawab Vence.

Ia juga membantah jika dikatakan pendirian Partai Barnas karena kecewa dengan Partai Demokrat. “Penilaian itu boleh saja. Itu hak mereka untuk menilai. Tetapi saya berpendapat lain. Kalau alasan pribadi enggaklah. Saya secara pribadi masih menjalin hubungan baik dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yaitu Pak SBY. Kita tidak berseberangan. Kami justru mendorong Partai Demokrat harus lebih eksis daripada Pemilu 2004. Karena saya juga pendiri Partai Demokrat,” ujar Vence.


Jadi sebenarnya Partai Barnas didirikan untuk apa? “Tujuan Partai Barnas didirikan adalah menjadikan partai jangkar atau setidak-tidaknya perekat bagi setiap kekuatan nasional yang bertekad untuk memperjuangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Yang jelas, Partai Barnas tidak boleh menjadi penonton dalam setiap kompetisi demokrasi,” jawabnya pula.

Ditanya mengenai siapa capres dari Partai Demokrat, Vence tidak mau berkomentar dulu. Alasannya, karena untuk memutuskan dukungan capres harus diambil dalam satu forum nasional dulu. “Sebagai ketua umum partai, tentu saya akan tunduk kepada keputusan partai. Sampai saat ini belum ada capres dari Partai Barnas. Walau secara pribadi saya punya komitmen dengan SBY untuk berjuang sampai 2014, tetapi sebagai ketua umum Partai Barnas, saya memerlukan pertemuan nasional,” tukasnya. (ARI/Kps)

Partai Barnas Halal bi Halal

Tidak seperti Partai Politik lainnya, Partai Barisan Nasional (Barnas) kota Payokumbuah, tampil beda dan memberikan nuansa baru ketengah masyarakat. Buktinya, Partai Barnas menggelar acara halal bi halal dengan mengundang seluruh pimpinan Parpol se kota Payokumbuah.
Acara halal bi halal yang dikemas rapi oleh pengurus Partai Barnas beserta para simpatisan itu, juga sekalian mengundang ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama, bundo kanduang dan para tokoh masyarakat, dalam rangka peningkatan silaturahmi, dan tausiah oleh buya Drs. Yusrizal, Sabtu (18/10) malam yang bertempat di simpang kelurahan Balai nan Duo, kecamatan Payokumbuah Barat.

“Pada acara halal bi halal itu, ketua DPC Partai Barnas Widya, S.SI dalam sambutannya mengatakan, partai boleh beda, tapi tujuan adalah sama, sama-sama membangun kota Payokumbuah ke depan. Untuk itu, marilah selalu kita tingkatkan hubungan silaturahmi sesama manusia, “ajaknya.

Kemudian, Widya juga mohon doa restu kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai paratai kecil, dan sebagai partai baru di ko Payokumbuh, perkenankan kami yang ikut sebanyak 20 orang caleg pemilu 2009 yang terdiri 11 orang dari Payokumbuah Barat, 5 orang dari Payokumbuah Timur dan 4 orang dari Payokumbuah Utara, dengan niat seragam untuk memajukan kota yang kita cintai ini.

Partai adalah sebagai wadah untuk mewujudkan saling bersilaturahmi, maka pada ksemapatan ini, kita saling bertatap muka bersama pimpinan-pimpinan partai yang ikut pemilu 2009 se kota Payokumbuah.

“Suksesnya sebuah partai adalah suksesnya kota Payokumbuah, dan terpilihnya wakil dari partai akan membawa sukses masyarakat. Suksesnya masyarakat Payokumbuah, akan dibuktikan dalam pemilu 2009 mendatang, “Inilah Partai Barnas, tegas Widya dengan optimis. (nur)

Akankah Pemilu Mengubah Nasib Papua?

Pemilu akan berlangsung, tetapi persolan Pengolahan Sumber Daya Alam, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Keadilan, Otonomi Khusus (Otsus) dan Demokratisasi di Papua tidak bergeming sedikit pun. Akankah pemilu kali ini akan membawa perubahan bagi masyarakat Papua?

Hal itu diungkap Direktur Hubungan Eksternal The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) Poengky Indarti dalam jumpa pers Koalisi dari Jakarta untuk Papua di Jakarta, Kamis (12/2). Lebih lanjut Poengky menjabarkan apa saja yang terkandung dalam tiga persolan tersebut.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Papua sejak tahun 2005 hingga 2008 menduduki peringkat ke-33 dari 33 provinsi di Indonesia dengan indeks pembangunan manusia terendah," ungkap Poengky saat menjelaskan masalah pengelolaan sumber daya alam di Papua. Menurut Poengky, hal ini sungguh kontras kalau melihat melimpahnya kekayaan alam di sana.

Eksploitasi alam Papua, menurut Poengky, menghasilkan emas, tembaga, perkebunan sawit dan tebu, dan kekayaan hutan yang sangat melimpah. "Tetapi sumber daya manusia penduduk Papua masih terbelakang," sesalnya.

"Pelanggaran HAM yang terjadi dulu, sekarang dan mungkin juga nanti tidak pernah dituntaskan sampai sekarang oleh pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi," Poengky menyinggung soal HAM dan keadilan di Papua. Dia mencontohkan kasus pelanggaran HAM berat seperti di Wamena (2003) dan Wasior (2001) belum tuntas juga, karena DPR-RI, DPD, Jaksa Agung, Presiden, serta Komnas HAM hanya membisu.

Poengky menambahkan bahwa situasi ini semakin lengkap karena Perwakilan Komnas Ham, Pengadilan HAM dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) di Papua yang didirikan atas dasar UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Pasal 45 tidak berjalan.

"Otsus di Papua dalam keadaan sekarat," ungkap Poengky ketika mulai menjelaskan persolan ketiga. Berdasarkan Otsus, menurut Poengky, dibuatlah Majelis Rakyat Papua (MRP), yang kedudukannya sejajar dengan Gubernur dan DPRD. Namun, lembaga yang seharusnya menampung aspirasi seluruh masyarakat Papua asli malah dimatikan fungsinya. "Kami mensinyalir, hal itu sengaja dilakukan supaya MRP yang kedudukannya sangat strategis ini tidak menjelma menjadi gerakan pemberontakan," Poengky menambahkan.

Kolapsnya Otsus, menurut Poengky, menjadi pemicu pemekaran-pemekaran wilayah yang sangat cepat di Papua dan gagalnya demiliterisasi. "Kedua hal ini sangat mengancam persatuan orang Papua sehingga memicu berbagai macam konflik dan kekerasan, baik politik maupun sosial ekonomi, di tingkat publik maupun domestik," tegas Poengky.

Jelang Pemilu, Pilih Investasi Lebih Aman

Menjelang pemilihan umum (pemilu) legislatif, banyak pemain saham, valuta asing, dan sebagainya yang berisiko tinggi, mengalihkan modal. Investasi semacam itu sangat sensitif seandainya dalam proses pemilu terjadi kekacauan.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Kota Bandung, Adang Sudrajat, di Bandung, Kamis (12/2), mengatakan, pengusaha memindahkan modalnya menjadi investasi berisiko rendah seperti sukuk, obligasi ritel, Sertifikat Bank Indonesia, dan danareksa.

Ia mengatakan, pengusaha semakin berhati-hati karena krisis yang terjadi sejauh ini pun telah membuat investasi berkurang. Sebagian pengusaha menunggu dan melihat kondisi untuk mengambil keputusan besar hingga pemilu legislatif selesai.

Investor luar negeri juga mengambil sikap yang sama. Mereka mengambil sikap melihat dan menunggu sebelum mengambil keputusan bisnis yang penting. Adang mengatakan, para pengusaha berharap pemilu dapat berjalan lancar dan aman.

Partai Barnas Sergai Bantu Korban Banjir Di Seirampah

Partai Barisan Nasional (Barnas) Kab.Serdang Bedagai, bantu korban banjir di Desa Seirampah, Kab Serdang Bedagai, Sabtu Kemarin. Bantuan yang diserahkan Partai Barnas Kab Serdang Bedagai yang langsung diserahkan Calon Legislatif (Caleg) nomor urut I, Nuhayati yang tidak asing lagi di panggil Butet, warga Dusun I Rampah Kota ini memberikan bantuan kepada korban yang terkena musibah banjir di Dusun III Kampung Mendailing, Kampung Mesjid dan Kampung Banten bantuan juga di salurkan kepada wargaLebih dari 200 paket bantuan kepada korban banjir yang diserahkan Nurhayati alias Butet secara langsung mendatangi rumah-rumah warga yang terkena banjir, bantuan yang diserahkan langsung berupa, Mie instan, gula, teh dan bantuan lainnya.

Menurut keterangan Butet, kami memberikan bantuan ini kepada warga yang terkena musibah banjir, sebagai rasa kepedulian kami sebagai warga, karena bantuan yang kami serahkan ini secara spontan saja, karena kami menerima laporan dari warga yang juga anggota Partai Barnas warga sangat membutuhkan bantuan

Bantuan yang dua hari berturut-turut mulai Sabtu dan Minggu diserahkan kepada karena warga yang terkena korban banjir, karena cukup banyak warga yang terkena banjir, hampir mencapai 200 Kepala Keluarga (KK) di Dusun III saja paket yang kami berikan hampir 165 paket dan terpaksa Minggunya kami juga menyerahkan rausan paket lagi ke Dusun I Gang Kancil yang rumahnya terkena korban banjir.

Butet, beserta anggota Partai Barnas yang menyerahkan langsung bantuan kerumah-rumah warga, tidak memperdulikan seluruh tubuhnya basah, tapi dengan kebulatan tekadnya dan sangat ingin langsung melihat kegundahan dan juga masukan-masukan dari warga yang menjadi korban banjir.

Seperti yang diungkapkan Abdul Hamid yang tidak asing lagi warga memanggilanya Pak Paul, warga Dusun I Gang Kancil, yang menerima langsung bantuan dari Nurhayati , Caleg Partai Barnas, Minggu (26/10) mengatakan, sangat berterima kasih sekali atas bantuannya, karena sudah memasuki 12 hari banjir di kampungnya, baru ini kami menerima bantuan, itupun dari Partai Barnas, namun dari Pemerintah sampai saat ini kami belum menerima bantuan apapun, kata Pak Paul. (fad)

Sosialisasi: 06. PARTAI BARISAN NASIONAL (BARNAS)

Partai Politik Tidak Selalu Identik dengan Uang

PARTAI Barisan Nasional (Barnas) bertekad membangun bangsa dari keterpurukan, terutama memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Itu sebabnya eksistensi partai ini adalah sebagai pelopor kehadiran partai beraliran kesejahteraan (welfare party). Sehingga sebagai welfare party maka slogan besar perjuangan Partai Barnas adalah keadilan dan kesejahteraan (justice and welfare).

Pilar-pilar pembentuk Partai Barnas berasal dari kalangan nasionalis, religius, demokrasi, progresif, kooperatif, kerakyatan, bhinneka, dan terbuka. Dengan penempatan pilar-pilar ideal tersebut sebagai kerangka penyangga eksistensi, serta-merta Partai Barnas akan berada di garda depan untuk mengawal Pancasila sebagai landasan ideologi dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.

Partai Barnas juga diharapkan dapat tumbuh menjadi kekuatan baru untuk menopang dan mengawal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hingga 2014. Dengan adanya partai baru selain Partai Demokrat, kekuatan pendukung SBY diharapkan menyebar.

Ketua Umum DPP Partai Barnas, Vence Rumangkang, berjanji tidak akan menjadi kekuatan oposisi terhadap pemerintahan SBY. Itu sebabnya, Partai Barnas tidak akan menjadi pesaing Partai Demokrat meskipun sebenarnya memiliki basis massa yang hampir mirip.

Agar tidak terjadi pertempuran di wilayah konstituen yang sama, Partai Barnas melebarkan sasaran ke massa swing voter yang diperkirakan jumlahnya mencapai 30% dari jumlah pemilih dan pemilih golongan puti (golput). "Kami akan menjadikan Barnas sebagai partai jangkar atau setidaknya perekat bagi kekuatan nasional yang bertekad memperjuangkan kehidupan yang lebih baik," kata Vence yang turut membidani Partai Demokrat itu.

Hampir sama dengan di pusat, kehadiran Partai Barnas di Lampung tidak bisa dilepaskan dari eksistensi Partai Demokrat. Sejumlah nama pengurus DPD dilahirkan oleh partai utama pengusung SBY itu, termasuk ketua DPD Partai Barnas Lampung, Nurdin Ratu Pemuka. Untuk melihat kesiapan menghadapi Pemilu 2009, Kristianto dari Lampung Post mewawancarai Nurdin Ratu Pemuka, Senin (22-12). Berikut petikannya:

Bagaimana Anda bisa masuk Partai Barnas?

Sebelumnya saya ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Bandar Lampung. Pendiri Partai Demokrat, Vence Rumangkang, juga menunjuk saya sebagai ketua Gerakan Pro-SBY-MJK di Lampung. Tahun 2007, saya mundur dari Partai Demokrat karena ada beberapa hal yang saya anggap tidak sesuai. Tetapi sebagai ketua Gerakan Pro-SBY, saya tetap akan bertahan sampai tahun 2010. Pada 23 Desember 2007, Pak Vence telepon saya. Ia mengatakan sudah membentuk partai baru. Saya diminta menjadi pendiri di Lampung.

Apakah Anda langsung menerima penunjukan itu?

Saya konsultasi dahulu dengan beberapa teman. Saya juga menceritakan kepada Pak Vence bahwa secara ekonomi keadaan saya tidak memungkinkan. Saya tidak layak menjadi ketua partai politik, apalagi setingkat provinsi. Tetapi Pak Vence, memercayai saya dan DPP juga menginginkan saya sebagai ketua. Saya menganggap itu kepercayaan atas nilai persahabatan.

Tanggal 3 Januari 2008, saya menerima surat keputusan penunjukan saya sebagai ketua Partai Barnas di Lampung. SK itu saya terima langsung di Jakarta.

Apa langkah yang pertama kali dilakukan setelah menerima SK?

Saya bersama dengan beberapa teman langsung membentuk kepengurusan di kabupaten dan kota. Alhamdulillah, waktu verifikasi faktual kepengurusan Partai Barnas sudah ada di 10 kabupaten. Semuanya lolos verifikasi. Jadi Partai Barnas di Lampung itu bukan partai bodong. Semua pengurus dan keanggotaannya ada. Sebenarnya penyusunan itu sudah saya lakukan sejak 27 Desember. Waktu itu saya baru menerima mandat lisan. Jadi saya punya dua mandat sebagai ketua; mandat lisan dan mandat tertulis.

Sebelumnya Anda aktif di Partai Demokrat. Apakah Anda mengajak kader-kader Partai Demokrat untuk pindah ke Partai Barnas?

Tidak. Saya tidak mengajak mereka pindah. Tetapi, setelah menerima mandat tertulis tanggal 3 Januari 2008, saya mengirimkan pesan singkat ke teman-teman. Saya mengatakan bahwa sekarang saya sudah menjadi ketua Partai Barnas Lampung. Ada beberapa rekan yang ikut, bahkan dari (Partai) Demokrat juga ada.

Apa alasan Anda mundur dari Partai Demokrat? Dan, apakah Anda meminta restu dari Partai Demokrat untuk membentuk Partai Barnas di Lampung?

Saya mundur dari Partai Demokrat karena menilai tidak ada kesesuaian lagi. Saya tidak mau dianggap aneh di Partai Demokrat. Jadi pada 2 Februari 2007, saya mundur. Kalau soal restu, saya tidak mengetahui apakah saya direstui atau tidak. Saya tidak merasakan hal itu.

Setelah menjadi ketua Partai Barnas, apakah Anda akan mengincar basis massa Partai Demokrat yang mengusung SBY sebagai calon presiden?

Sebagai mantan ketua Bappilu Partai Demokrat, saya mengerti sekali sumber-sumber suara partai. Tetapi saya hanya memanfaatkan pemilih pemula serta kalangan golput. Saya menilai ada 40 persen suara golput yang perlu dirangkul. Dan Barnas melakukan hal ini. Prinsip Barnas sukses pemilu adalah suksesnya Partai Barnas. Saya sendiri merasa masih memiliki hubungan emosional yang dekat dengan Partai Demokrat. Barnas itu metamorfosis Partai Demokrat.

Bagaimana penilaian Anda tentang pemilu dan parpol peserta pemilu yang mencapai 38 partai?

Pemilu, bagi saya bukan persaingan, tetapi pesta demokrasi. Jadi kita menikmati saja. Ada yang sebagai pelaku dan ada yang sebagai pemain.

Apa target Partai Barnas di Lampung?

Sebagai partai baru, saya tidak berani memasang target muluk-muluk. Tetapi sebagai partai yang jelas, yang memiliki hubungan baik dengan masyarakat, target Partai Barnas realistis. Kalau diizinkan Tuhan, Partai Barnas punya satu fraksi di setiap DPRD di Lampung. Syukur-syukur kalau bisa memenuhi perahu (suara) untuk mengusung calon kepala daerah dalam pilkada.

Apa kendala membentuk Partai Barnas di Lampung?

Paradigma yang berkembang di masyarakat dan sudah menjadi rahasia umum partai itu identik dengan uang. Hal itu yang menjadi kendala utama dalam mengumpulkan kepengurusan. Tekad saya menggugurkan anggapan itu bahwa tanpa uang tidak bisa berpartai. Saya mengajak teman-teman untuk mencintai persahabatan dan persaudaraan.

Apa motivasi berpolitik di Partai Barnas, sedangkan Anda tadi mengatakan kecewa dengan Partai Demokrat?

Saya tidak mau adik-adik saya mengalami keadaan seperti saya. Saya penentang keras kalau ada yang menyatakan politik itu kejam. Politik itu baik karena dari Allah. Yang kejam itu bukan politiknya, tetapi manusianya. Kalau bisa Partai Barnas jangan seperti partai lain. Partai Barnas adalah partai saya yang terakhir.

Apakah Anda mencalonkan diri sebagai anggota legislatif?

Ya, saya calon DPRD Provinsi Lampung untuk daerah pemilihan Bandar Lampung.

Apa motivasi Anda menjadi anggota legislatif?

Saya pernah merasakan, bagaimana bersuara di luar sistem. Tidak didengar dan tidak dilaksanakan. Kalau kita di dalam sistem, suara kita akan didengar. Jadi kalau saya menjadi anggota legislatif, mungkin omongan saya didengar.

Pola kepemimpinan seperti apa yang Anda terapkan?

Prinsip saya sama seperti omongan Bung Karno, "jasmerah." Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi saya tekankan kepada kader-kader Partai Barnas agar jangan melupakan jasa para pendahulu. Saya tekankan juga tentang makna persahabatan, pertemanan, dan kebersamaan. Karena itu, semua kader Partai Barnas selalu memanggil saya abang.

Apakah Partai Barnas di Lampung juga mengusung SBY sebagai capres untuk pemilu 2009?

Sampai saat ini Barnas belum memutuskan calon presiden. Walau secara emosi Pak Vence dan saya dekat dengan Pak SBY, partai tidak bisa diputuskan secara emosional. Barnas belum punya calon presiden.

Apakah Anda mengajak keluarga menjadi caleg di Partai Barnas?

Saya tidak malu-malu mengatakan nepotisme itu tidak selamanya jelek. saya berwasilah pada Rasulullah. Partai baru seperti ini. Silakan membawa istri, anak, adik, dan keluarga. Tetapi harus dilihat secara proporsional. Istri saya juga caleg di daerah pemilihan Tulangbawang. Dia wakil ketua di Partai Barnas. n ***

Struktur Pengurus Barnas se-Provinsi Lampung

DPD Partai Barnas Provinsi Lampung

Ketua : Nurdin Ratu Pemuka

Sekretaris : Agusman Candra Jaya

Bendahara : Kristian Devi

DPC Barnas Lampung Barat

Ketua : Yazmi Dona

Sekretaris : Andri Fahlepi, K.H., S.E.

Bendahara : Helyana

DPC Barnas Lampung Utara

Ketua : Yendri Firmansyah, S.E.

Sekretaris : Gribaldi, S.Sos.

Bendahara : Rauda Himawan

DPC Barnas Lampung Selatan

Ketua : Jaingot Siallagan

Sekretaris : Faizal Azani, S.Ag.

Bendahara : Maria, S.Sos.

DPC Barnas Lampung Tengah

Ketua : Fenty Subastuty, S.E.

Sekretaris : Helyantri Ibra, A.Md.

Bendahara : Frans Oktavia, S.T.

DPC Barnas Pesawaran

Ketua : Zyaifullah, A.Md.

Sekretaris : Riswantori

Bendahara : Jamhuri

DPC Barnas Lampung Timur

Ketua : Abdul Wahid

Sekretaris : Purwo Wijoyo

Bendahara : Aila

DPC Barnas Tulangbawang

Ketua : Farizal Sayadi, S.P.

Sekretaris : Samsudin Bakri

Bendahara : Heri Yanto

DPC Barnas Bandar Lampung

Ketua : Irvan Gantini, S.E.

Sekretaris : Freddy Gandhi Media, S.H.

Bendahara : Dewi Fitriani

Pembentukan di Lampung

DPD Partai Barnas Provinsi Lampung dibentuk pada 3 Januari 2008. Pembentukan itu berdasarkan surat keputusan DPP Partai Barnas Nomor 006/SKEP/DPP-PBN/DPD/I/2008 tentang Pengangkatan dan Penetapan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Barisan Nasional Provinsi Lampung tanggal 3 Januari 2008.

Awalnya, partai ini dirintis oleh delapan orang yang dikenal sebagai tim delapan. Mereka adalah Nurdin Ratu Pemuka, Agusman Candra Jaya, Kristian Devi, Rusli, Trio Deso, Jan Lin, Omori Sitorus, dan Tatsono. Berdasarkan penjelasan Trio Deso, pembentukan awal dilakukan dengan saling mendampingi. "Pada setiap acara, kami selalu urunan untuk menutupi biaya. Jadi kami utamakan kebersamaan," kata Trio yang ditemui di rumah kediaman Nurdin Ratu Pemuka, di Jalan Pramuka, Rajabasa, Bandar Lampung.

Setelah menerima SK Kepengurusan pada 4 Januari 2008, Nurdin bersama dengan tujuh orang itu langsung membentuk kepengurusan partai di 10 kabupaten dan kota. DPC Partai Barnas yang pertama dibentuk adalah DPC Partai Barnas Bandar Lampung. Seterusnya adalah DPC Partai Barnas Kota Metro.

Sampai kini Partai Barnas tidak memiliki kepengurusan di Way Kanan. Menurut Nurdin, hal itu terjadi karena DPC Partai Barnas Way Kanan dibekukan akibat terlambat mendaftarkan calon anggota legislatif (caleg) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). n KIS/U-1

Ketua Umum

Vence Rumangkang

Sekretaris Jenderal

Komjen. Pol. (Purn) Dadang Garnida

Bendahara

Hangky Gerungan

Asas

Pancasila

Berdiri

1 Oktober 2007

Alamat

Jalan Gunawarman No. 32 Kebayoran Baru, Jakarta

Website®MDBU¯

http://www.partaibarnas.org

Visi

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum khususnya di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan bidang usaha.

Misi

1. Mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Republik Indonesia sesuai perkembangan demokrasi, sesuai jati diri bangsa Indonesia.

2. Mendukung pengembangan demokrasi sesuai dengan tatanan kehidupan bangsa Indonesia.

3. Meningkatkan jati diri bangsa dengan tetap mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

4. Menciptakan usaha-usaha mandiri dan mengupayakan bina usaha kecil, menengah, dan koperasi.

5. Meningkatkan kebutuhan pendidikan dan latihan baik pendidikan formal, informal, kursus, maupun pelatihan kerja dan bidang kesehatan.

Biodata

Nama : Nurdin Ratu Pemuka

Lahir : Tanjungbalai, Sumatera Utara,

18 Agustus 1963

Istri : Septini

Anak : Tujuh (7) orang

Sejarah Partai Barisan Nasional

Partai Barnas berdiri pada 1 Oktober 2007. Latar belakang berdirinya partai ini menurut ketua umum DPP Partai Barnas, sebenarnya masih terikat komitmen dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Awalnya bersumber dari Barisan Nasional Demokrat yang independen. Setelah beberapa kali pertemuan nasional, muncul tuntutan supaya melahirkan satu partai.

Meski memiliki arti Barisan Nasional, Partai Barnas tidak mempunyai hubungan apa pun dengan organisasi atau lembaga Barisan Nasional yang dipimpin Letjen (Purn) Kemal Idris dan kawan-kawan.

Semula Partai Barnas dipimpin Prof. Dr. Ir. Roy Sembel sebagai ketua umum dan Prof. Dr. K.H. Rusmana Kelana sebagai sekretaris jenderal (sekjen). Namun dalam rapat kerja nasional bulan Juli 2008, kepengurusan diserahkan kepada Vence Sumual dan Dadang Garnida. Partai Barnas juga mendapat tambahan dukungan dari Gempar Soekarno Putra yang menjadi wakil ketua DPP Partai Barnas sekaligus juru kampanye nasional.

Partai ini bertekad membangun bangsa dari keterpurukan, terutama memfokuskan peningkatan kesejahteraan rakyat. n KIS/U-3

DAFTAR KETUA PAC PARTAI BARISAN NASIONAL KOTA TANGERANG...:::...Kec. Tangerang : Tauifik....:::....Kec. Cipondoh : Madih....:::....Kec. Batu Ceper: Firmansyah....:::....Kec. Benda : Iwan Setiadi......::...Kec. Neglasari:Zulfikar...:::....Kec.Jatiuwung: Pipin Firmanudin, SH.......::::.....Kec. Larangan : Toto.....::.... Kec. Karang Tengah: Mardanih......::......Kec. Ciledug : Ebit....::...